Page 153 - Sang Edutainer
P. 153
Direksi 150
Meskipun hasil untuk setiap skenario berbeda, setiap siswa mendapat
manfaat baik dengan nilai kelulusan atau hanya berlalunya waktu.
Edutainer membahas perilaku yang tidak pantas dan bukan siswa.
Pertama, dia menentukan akar masalah dan memahami tujuan siswa.
Ketika menangani perilaku, siswa perlu mendengar bahwa perilaku itu
buruk, bukan orangnya. Identifikasi kata-kata, sikap, atau tindakan yang
sebenarnya—bukan siswa. Misalnya, memberi tahu siswa untuk tidak
mengatakan atau menyela jawaban siswa lain adalah metode yang lebih
baik untuk menangani perilaku yang tidak pantas dibandingkan memberi
tahu siswa bahwa dia bersikap kasar atau bertindak seperti orang yang
tahu segalanya.
Kedua, perilaku buruk biasanya memberi siswa sesuatu seperti perhatian,
perlindungan, atau bahkan hanya kekuasaan. Manajemen kelas
Edutainer mencegah banyak perilaku semacam ini. Dia membangun rasa
kebersamaan, sehingga siswa merasa memiliki dan merasa dihargai.
Bagaimana? Siswa diberi pekerjaan sehari-hari dan diberi tanggung
jawab dengan harapan dimintai pertanggungjawaban. Lingkungan
keutuhan diciptakan dengan "semua untuk satu dan satu untuk semua
sikap." Tekanan teman sebaya membuat siswa tetap waspada. Siswa
dengan cepat mengingatkan satu sama lain tentang apa yang masing-
masing perlu lakukan dan apa yang belum dilakukan. Sekali lagi, ruang
kelas menjadi satu kesatuan atau semacam keluarga. Badan
kemahasiswaan sebenarnya mulai saling menjaga.
Misalnya, jika seseorang tidak hadir, siswa lain akan melakukan
pekerjaannya atau menyiapkan tugasnya untuk diambil oleh orang tua.